Selasa, 22 Januari 2008

gempa dan masalah

Mustahil Prediksi Gempa dengan Tepat

YOGYA (KR) - Hidup di wilayah rawan bencana termasuk gempa, hendaknya membuat masyarakat memiliki kearifan dan bersahabat dengan gempa. Paling tidak masyarakat perlu memahami bahwa Indonesia yang berada dalam pertemuan 3 lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik yang setiap hari tentu bergesekan dalam arti menimbulkan gempa.

"Jika kita lihat di komputer, akan kita ketahui bahwa setiap hari itu ada gesekan-gesekan yang disebut gempa," tandas Guru Besar UII Prof Sarwidi MSCE PhD kepada wartawan, Kamis (7/6). Hanya tentu saja, kata Sarwidi yang membahas isu gempa bagaimana kuantitas dan kualitas dari gesekan tersebut yang membuat besar kecil dan kedalaman gempa yang berbeda.

Dijelaskan Sarwidi, gempa itu merupakan sesuatu yang kompleks. "Ini karena sumber gempa letaknya di bawah. Datanya untuk saat ini masih sulit, jadi hampir mustahil bisa memprediksi gempa apalagi dengan ketepatan sampai dengan hari bahkan jam," kata Sarwidi. Kalau puluhan tahun atau kira-kira dekade atau abad ini tambah Sarwidi yang juga Pembantu Rektor I UII, itu masih bisa diperkirakan. Meski demikian, lanjutnya, prediksi sampai dengan hari peristiwa, sulit dipercaya.

Masyarakat menurutnya tidak perlu risau dengan pelbagai macam isu yang mengabarkan akan ada gempa besar. "Namanya juga isu, jadi tidak dapat dipertanggungjawabkan," tambahnya. Karena kita berada di daerah gempa maka kita harus bersahabat dengan gempa termasuk menghadapi isu-isu tersebut.

"Secara logika, tenaga baru dihimpun. Jadi menurut saya, kecil kemungkinan terjadi gempa besar. Ibaratnya orang marah, 'kan tidak bisa marah setiap hari," tambah Sarwidi.

Menyinggung soal air pasang di Pantura dan beberapa waktu di Pantai Selatan, Sarwidi mengajak masyarakat juga lebih bijak melihatnya. "Kalau diperhatikan, air pasang itu sudah berpuluh-puluh kali terjadi dan ada yang tidak ada kaitan dengan tsunami. Kalau saat ini ada seperti terjadi sebelumnya ya fenomena alam yang tidak terkait satu dengan yang lain," kata Sarwidi. Menurutnya, pasang surut air laut tidak selalu terkait dengan tsunami. Bisa saja, tambahnya, kini karena klimatologi. (Fsy)-x.

PELATIHAN WIRAUSAHA KORBAN GEMPA; Memandang Harapan Lewat Modal Usaha
[09-06-2007 04:36]

WAJAH cerah dan senyum yang selalu mengembang tampak pada diri Imam Sibaweh (22) warga Kwasen, Srimartani Piyungan Bantul. Dengan bersemangat ia menceritakan bagaimana ia akan membuka usaha kecil seperti menjual gorengan, roti bakar atau makanan lain, sesuatu yang menurutnya cepat laku. Keuntungan yang didapat akan ditabung, rencananya jika sudah cukup ia akan membuka usaha sablon, ketrampilan yang sudah ia kuasai.

"Pada awal usaha akan sulit dan banyak halangan. Namun saya akan bangkit dan terus mencoba lagi," kata Imam dengan bersemangat. Menurut Imam yang membuatnya yakin adalah selama satu tahun berkawan dengan kursi roda ia mendapatkan motivasi untuk menjalani hidup mandiri. Selama empat hari dari 4-8 Juni 2007 bersama 18 kawan sesama penyandang cacat (penca) korban gempa ia mendapat pelatihan kewirausahaan yang dilakukan Pusat Rehabilitasi Yakkum di Jl Kaliurang Km 13,5 Beji Sleman.

Imam yang merupakan alumni SMSR Kasihan Bantul jurusan Grafis (kini SMKN 3 Kasihan) ini tergabung dalam Kelompok Mulyo Rahayu. Selain mendapat pelatihan kewirausahaan juga mendapatkan bantuan modal bergulir. Hal itulah yang membuatnya bersemangat untuk membuka usaha, meski ia mengakui belum memiliki pengalaman dalam hal dunia usaha. Dengan malu-malu Imam yang lumpuh karena tulang belakangnya patah mengaku ingin menjadi seorang entrepreneur, seseorang yang tidak mudah menyerah. "Kalau saya tidak pernah mencoba maka saya tidak akan bangkit," kata Imam.

Bagi Rita Indriani warga Prambanan Sleman yang juga duduk di kursi roda karena patah kaki, pelatihan kewirausahaan dan pemberian modal bergulir memberikan secercah harapan bagi dirinya maupun keluarganya. Sebelum gempa terjadi suaminya menjadi penjual sayuran segar di Pasar Prambanan, jika tidak laku sayur tersebut kemudian ia masak dan dijual di warung makannya. Akibat gempa otomatis usahanya hancur. Baru beberapa bulan ini ia dan suaminya Alip Mustafa, kembali merintis usaha berjualan sayuran.

"Kami biasa berjualan sayuran mulai dari pukul 23.00 hingga 03.00 dini hari, kami tidak boleh berdiam diri sebagai orangtua," kata Rita yang memiliki 4 anak, 3 di antaranya sudah bersekolah. Dalam sehari ia bersama suaminya mendapat keuntungan Rp 40-50 ribu. Dengan adanya bantuan modal ia dan suaminya berencana menambah jumlah sayuran yang akan ia jual sehingga keuntungan meningkat.

Bagi Suranto (33) warga Kwasen Srimartani Piyungan, membuka usaha adalah suatu keharusan sebagai kepala keluarga. Meski kakinya tak sesempurna dulu karena patah, ia termotivasi untuk menjadi kepala keluarga yang baik. Sebelum gempa ekonomi keluarganya ditopang lewat usaha ternak ayam kampung dan lele.

Namun setelah gempa selain usahanya hancur sampai saat ini ia belum mendapatkan pemasukan. Lewat pelatihan kewirausahaan ia mendapat pelatihan bagaimana menyusun dan mengatur pembukuan keuangan.

"Hampir 7 bulan keluarga kami tinggal di dalam tenda bersama anak kami yang baru berusia 6 bulan dan kelas 4 SD, kondisi kami tidak karuan saat itu," kata Suranto. Sebab itu ia sudah memiliki rencana untuk membuka warung di tempat tinggalnya. Keluarga menjadi motivasi utama dirinya untuk bangkit kembali.

Direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum Dr Fonali Lahagu MSc di dampingi Kabid Pemberdayaan Ekonomi Benjamin Salimun mengatakan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok III sebesar Rp 38 juta. Yakkum sebelumnya juga memberikan pelatihan dan bantuan modal bagi dua kelompok lainnya. "Kami akan mendampingi mereka selama 6 bulan dari mulai membuka usaha," imbuh Benjamin Salimun. (Agung P)-n.

14 JUNI, GUBERNUR KUMPULKAN BUPATI/WALIKOTA ; Pastikan Data, Segera Cairkan Rekons Sedang-Ringan
[09-06-2007 04:32]

YOGYA (KR) - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menegaskan bahwa bantuan rekonstruksi dan rehabilitasi rumah korban gempa yang mengalami rusak sedang dan ringan tetap akan menerima bantuan Rp 4 juta dan Rp 1 juta. Untuk membahas kepastian dan finalisasi hal itu, Kamis (14/6) mendatang Gubernur akan mengundang Bupati/Walikota se-DIY guna membicarakan soal itu. Termasuk mengenai prosedur pencairannya ke masyarakat penerima.

“Iya, saya mau menyelenggarakan rapat koordinasi dengan kabupaten/kota pada 14 Juni besok di sini. Nah, kepastiannya besok di situ, sebab masih ada beberapa masalah yang harus diselesaikan dan disinkronkan. Daftar kan juga belum masuk semua. Padahal saya ingin ada kepastian. Tapi yang jelas harus diusahakan Rp 4 juta perrumah rusak sedang dan Rp 1 juta perrumah rusak ringan,” tegas Gubernur DIY di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (8/6).

Mengenai tenggang waktu sampai kapan daftar penerima by name masuk ke propinsi, Sultan minta supaya secepatnya. Sebab uangnya sudah ada, tapi belum seluruh data masuk. Demikian pula untuk korban rumah rusak ringan, kendati relatif tidak banyak masalah menyangkut nominal bantuan, tetapi belum seluruh daftar by name masuk semua. “Itu harus ada kepastian semua. Dengan adanya data pasti, bisa dihitung berapa uang yang harus dikeluarkan. Sebab, prinsip dalam pelaksanaan rekonstruksi dan rehabilitasi rumah korban gempa ini tidak menaikkan anggaran yang sudah diberikan Pemerintah Pusat,” katanya.

Diakui, dengan adanya perubahan data penerima, Pemprop DIY harus kiyak-kiyuk anggaran. “Ya iya. Sekarang coba, kalau semula hanya 37.000 calon penerima, tapi kemudian membengkak menjadi 49.000, begitu pula kalau yang rusak ringan terus mengalami perubahan bagaimana? Lha kan harus ada kepastian. Makanya saya minta data rusak sedang dan ringan begitu sudah masuk langsung dikunci, tidak berubah-ubah lagi. Kalau tidak dikunci, nanti tambah-tambah terus bikin repot, tidak ada kepastian. Padahal di sisi lain uangnya sudah ditentukan dan tidak bisa berubah. Yang nomboki siapa? Pemerintah Pusat jelas tidak mungkin, ya Pemerintah Daerah yang nomboki,” katanya.

Sultan kembali menegaskan bahwa saat ini uangnya sudah ada, begitu juga dengan pengalokasian anggarannya. Seharusnya, begitu data yang masuk kemudian diverifikasi, maka uangnya pun bisa langsung dicairkan. Tetapi kalau data by name tidak masuk-masuk, berarti uangnya juga tidak bisa keluar-keluar.

Selain membahas soal kepastian data by name penerima bantuan rumah rusak sedang dan ringan, pertemuan dengan Bupati/Walikota nanti itu juga untuk membahas mengenai prosedur pencairannya. (San)-

BERITA

Tambah Berita


DATA RUMAH RUSAK SEDANG-RINGAN TELAH DIKUNCI ; Warga Tak Dapat Ajukan Usulan Lagi
[16-04-2007 09:27]

YOGYA (KR) - Data rumah rusak sedang dan ringan akibat gempa bumi 27 Mei lalu telah dikunci, Minggu (15/4) kemarin. Selanjutnya, data by name calon penerima bantuan dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa yang akan diverifikasi diumumkan di kantor Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Rabu (18/4) mendatang. ”Sedianya, nama-nama calon penerima bantuan yang akan diverifikasi diumumkan Minggu (15/4). Namun karena data tersebut harus dikroscek terlebih dahulu nama dan alamatnya, sehingga kami baru bisa mengumumkannya Rabu mendatang. Kroscek ini dilakukan supaya tidak ada penerima bantuan yang dobel. Misalnya saja sudah mendapat bantuan pada tahun 2006 lalu namun sekarang juga tercatat. Juga untuk menghindari satu nama tercatat lebih dari satu,” jelas Kepala Dinas Kimpraswil kota Ir Eko Suryo kepada KR, Sabtu (14/4). Ditegaskan, kesempatan bagi warga yang namanya belum tercantum namun sudah mengajukan usulan ke Kecamatan setempat sebelum 15 Maret lalu sudah tertutup. Data yang masuk telah dikunci dan akan segera diverifikasi. Hasil verifikasi sementara akan diumumkan Minggu (22/4) di papan pengumuman Dinas Kimpraswil. ”Sebelumnya kami sudah mengumumkan supaya warga datang ke kantor untuk melihat apakah nama mereka masuk dalam daftar atau tidak. Itu satu-satunya data resmi. Kalau ada yang merasa sudah melapor dan ada tanda buktinya namun namanya belum tercantum dalam daftar, masih bisa disusulkan sebelum 15 April. Dan sekarang usulan sudah ditutup,” jelas Eko Suryo. Seperti dikemukakan sebelumnya, Pemkot akan melakukan verifikasi ulang terhadap nama-nama yang telah masuk tersebut. Tim verifikasi yang terdiri dari fasilitator kelompok (faskel) dan aparat pemerintahan setempat akan mendatangi rumah warga satu per satu guna memastikan rumah tersebut benar-benar masuk kategori rusak sedang/ ringan. (R-4)-f

YOGYA (KR) - Data rumah rusak sedang dan ringan akibat gempa bumi 27 Mei lalu telah dikunci, Minggu (15/4) kemarin. Selanjutnya, data by name calon penerima bantuan dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa yang akan diverifikasi diumumkan di kantor Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Rabu (18/4) mendatang.

”Sedianya, nama-nama calon penerima bantuan yang akan diverifikasi diumumkan Minggu (15/4). Namun karena data tersebut harus dikroscek terlebih dahulu nama dan alamatnya, sehingga kami baru bisa mengumumkannya Rabu mendatang. Kroscek ini dilakukan supaya tidak ada penerima bantuan yang dobel. Misalnya saja sudah mendapat bantuan pada tahun 2006 lalu namun sekarang juga tercatat. Juga untuk menghindari satu nama tercatat lebih dari satu,” jelas Kepala Dinas Kimpraswil kota Ir Eko Suryo kepada KR, Sabtu (14/4).

Ditegaskan, kesempatan bagi warga yang namanya belum tercantum namun sudah mengajukan usulan ke Kecamatan setempat sebelum 15 Maret lalu sudah tertutup. Data yang masuk telah dikunci dan akan segera diverifikasi. Hasil verifikasi sementara akan diumumkan Minggu (22/4) di papan pengumuman Dinas Kimpraswil.

”Sebelumnya kami sudah mengumumkan supaya warga datang ke kantor untuk melihat apakah nama mereka masuk dalam daftar atau tidak. Itu satu-satunya data resmi. Kalau ada yang merasa sudah melapor dan ada tanda buktinya namun namanya belum tercantum dalam daftar, masih bisa disusulkan sebelum 15 April. Dan sekarang usulan sudah ditutup,” jelas Eko Suryo.

Seperti dikemukakan sebelumnya, Pemkot akan melakukan verifikasi ulang terhadap nama-nama yang telah masuk tersebut. Tim verifikasi yang terdiri dari fasilitator kelompok (faskel) dan aparat pemerintahan setempat akan mendatangi rumah warga satu per satu guna memastikan rumah tersebut benar-benar masuk kategori rusak sedang/ ringan. (R-4)-f

Tidak ada komentar: